Sebuah sistem adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subjek
atau objek serta perangkat kelembagaan alam suatu tatanan tertentu. Subjek atau
objeknya dapat berupa masyarakat, barang, benda alam atau lainnya sesuai
golongan sistem masing-masing.
Adanya subjek-subjek atau objek-objek belumlah cukup, itu merupakan himpunannya saja. Terbentuknya sebuah sistem jika subjek dan objek tadi dilengkapi dengan adanya perangkat kelembagaan yang mengatur subjek dan objek tadi dalam bekerja, berhubungan dan lain-lain.
Adanya subjek-subjek atau objek-objek belumlah cukup, itu merupakan himpunannya saja. Terbentuknya sebuah sistem jika subjek dan objek tadi dilengkapi dengan adanya perangkat kelembagaan yang mengatur subjek dan objek tadi dalam bekerja, berhubungan dan lain-lain.
Suatu organisasi pasti mempunyai tujuan. Adanya keserasian
sangatlah penting untuk menjadi petunjuk agar sistem dapat berjalan dan
dijalankan sesuai tujuan dan nantinya dapat dinilai apakah tujuan tersebut
tercapai atau tidaknya. Untuk memelihara keserasian banyak norma-norma yang
harus dipatuhioleh para subjek dan objek. Norma-norma tersebut dapat berupa
peraturan (tertulis atau tidak), ketentuan-ketentuan teknis, ataupun ketentuan-ketentuan
administratif.
Sebuah sistem sesederhana apapun harus mengandung
kompleksitas tertentu. Bukan hanya sekedar himpunan subjek saja, objek saja,
norma-normanya saja, dan bukan pula sekedar kumpulan lembaga/badan/organisasi
saja. Sebuah sistem adalah jalinan semua itu, mencakup subjek, objek dan
perangkat kelembagaan yang membentuknya.
Sebuah sistem selalu mempunyai atau dapat dipilah menjadi beberapa subsistem.
Dan sebaliknya, sebuah sistem merupakan bagian dari sebuah suprasistem. Sebuah
sistem tidak bisa berdiri sendiri, pasti terkait dengan sistem lain karena
adanya kesamaan. Baik dalam sisi subjek objek pembentuknya, lembaga atau wadah
yang diikutinya ataupun kesamaan sistem yang berlaku.
Kesadaran sebuah sistem-sistem dapat berkaitan itu perlu
karena menghindari perangkap kepicikan. Dan kesadaran tersebut dapat memberikan
wawasan luas. Dan sistem ekonomi tidaklah berdiri sendiri. Dia terkait dengan
sistem-sietem lain dalam sebuah suprasistem kehidupan sosial masyarakat.
Perekonomian sebuah negeri dapat berjalan dipengaruhi oleh politik kekuasaan di
negara yang diterapkan dan juga bagaimana budaya masyarakat membentuk bangsa
tersebut.
SISTEM EKONOMI DAN SISTEM POLITIK
SISTEM EKONOMI DAN SISTEM POLITIK
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan
ekonomi antra manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan
kehidupan. Sistem ekonomi terdiri atas manusia sebagai subjek dan barang-barang
ekonomi sebagai objek serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan
menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Dalam perangkat kelembagaan ini termasuk
juga kebiasaan, perilaku dan etika masyarakat, sebagaimana mereka terapkan
dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumberdaya bagi
pemenuhan kebutuhan.
Sistem ekonomi tidak berdiri sendiri, ia berkaitan dengan
falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat. Sistem ekonomi salah satu unsur
dalam suprasistem kehidupan masyarakat. Ia merupakan bagian dari kesatuan
ideologi kehidupan bermasyarakat di suatu negara. Dan bukanlah hal yang
mengherankan apabila dalam sistem ekonomi terjadi suatu benturan, konflik atau
bahkan tentangan. Pelaksanaan sistem ekonomi akan menjadi mulus jika hanya
dengan adanya dukungan dari kelembagaan masyarakat.
Sistem ekonomi berkaitan erat dengan sistem-sistem soasial lain yang berlangsung di masyarakat. Kecenderungan umum bahwa sistem ekonomi di sebuah negara “bergandeng tangan” dengan sistem politik di negara yang bersangkutan, ideologi ekonomi yang berjalan sering disamakan dengan ideologi politik.
Sistem ekonomi berkaitan erat dengan sistem-sistem soasial lain yang berlangsung di masyarakat. Kecenderungan umum bahwa sistem ekonomi di sebuah negara “bergandeng tangan” dengan sistem politik di negara yang bersangkutan, ideologi ekonomi yang berjalan sering disamakan dengan ideologi politik.
Negara-negara yang berideologi politik liberalisme dengan
rejim pemerintahan yang demokratis, pada umumnya menganut ideologi ekonomi
kapitalisme dengan pengelolaan ekonomi yang berlandaskan pada mekanisme pasar,
penyelenggaraan negaranya biasanya bersifat egaliter dan struktur birokrasinya
desentralistis. Negara-negara yang beideologi politik komunisme dengan rejim
pemerintahan yang otoriter, ideologi ekonominya cenderung sosialisme dengan
pengelolaan ekonomi berdasarkan perncanaan terpusat, penyelenggaraan negaranya
biasanya bersifat etatis dan struktur birokrasinya sentralistis.
Dalam konteks ekonomi dan politik, sebutan bagi nama sistemnya biasanya sama dengan cap ideologinya. Dengan demikian, istilah liberalisme dan komunisme bukan saja cap bagi ideologi politik, tapi juga nama untuk sistem politiknya. Sama seperti kapitalisme dan sosialisme, ia bukan sekedar cap bagi ideologi ekonomi, melainkan sekaligus juga sebutan terhadap sistem ekonominya.
Dalam konteks ekonomi dan politik, sebutan bagi nama sistemnya biasanya sama dengan cap ideologinya. Dengan demikian, istilah liberalisme dan komunisme bukan saja cap bagi ideologi politik, tapi juga nama untuk sistem politiknya. Sama seperti kapitalisme dan sosialisme, ia bukan sekedar cap bagi ideologi ekonomi, melainkan sekaligus juga sebutan terhadap sistem ekonominya.
Sistem ekonomi di suatu negara dikatakan bersifat khas,
sehingga bisa dibedakan dari sistem ekonomi yang berlaku di negara lain,
berdasarkan beberapa sudut pandang seperti :
1. Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi
2. Keleluasaan masyarakat untik saling berkompetisi satu sama lain dan untuk
menerima imbalan atas prestasi kerjanya
3. Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan dan
merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya
KAPITALISME DAN SOSIALISME
Didunia ini pernah dikenal 2 macam sistem ekonomi yang ekstrem, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis, dan keduanya sangat jauh berbeda dalam 3 sudut pandang yang disebutkan diatas.
Sistem ekonomi kapitalis mengakui kepemilikan individual atas sumber daya ekonomi atau faktor produksi. Kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mengejar keuntungan, sangat dihargai. Tidak terdapat kekangan bagi perorangan dalam menerima imbalan atas prestasi kerjanya karena setiap orang menerima imbalain berdasarkan prestasi kerjanya. Campur tangan pemerintah atau negara sangat minim
1. Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi
2. Keleluasaan masyarakat untik saling berkompetisi satu sama lain dan untuk
menerima imbalan atas prestasi kerjanya
3. Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan dan
merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya
KAPITALISME DAN SOSIALISME
Didunia ini pernah dikenal 2 macam sistem ekonomi yang ekstrem, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis, dan keduanya sangat jauh berbeda dalam 3 sudut pandang yang disebutkan diatas.
Sistem ekonomi kapitalis mengakui kepemilikan individual atas sumber daya ekonomi atau faktor produksi. Kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mengejar keuntungan, sangat dihargai. Tidak terdapat kekangan bagi perorangan dalam menerima imbalan atas prestasi kerjanya karena setiap orang menerima imbalain berdasarkan prestasi kerjanya. Campur tangan pemerintah atau negara sangat minim
Sistem ekonomi sosialis adalah sebaliknya. Sumber daya
ekonomi atau faktor produksi diklaim sebagai milik negara. Sistem lebih menekan
kan pada kebersamaan masyarakat dalam menjalankan dan memajukan perekonomian.
Imbalan yang diterima perorangan berdasarkan kebutuhan. Setiap orang menerima
imbalan yang sama. campur tangan pemerintah pun sangat tinggi dan pemerintah
yang menentukan dan merencanakan tiga persoalan pokok ekonomi.
PERSAINGAN TERKENDALI
Ditinjau berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, tak terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistem ekonomi kita adalah kapitalistik. Dan tak pula cukup argumentasi untuk mengatakan bahwa kita menganut sistem ekonomi sosialis.
PERSAINGAN TERKENDALI
Ditinjau berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, tak terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistem ekonomi kita adalah kapitalistik. Dan tak pula cukup argumentasi untuk mengatakan bahwa kita menganut sistem ekonomi sosialis.
Iklim persaingan berekonomi dan kompetisi bebisnis di
Indonesia bukanlah persaingan yang bebas lepas, melainkan persaingan yang terencana-terkendali.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, persaingan besifat bebas tanpa ada kendali
pemerintah. Sedangkan dalam sistem ekonomi sosialis, perencanaan terpusat,
sehingga persaingan raktis terkendali atau bahkan tidak sama sekali. Indonesia
tidak demikian. Persaingan tetap ada, akan tetapi dalam beberapa hal
terkendali.
Ditinjau dari sisi pengelolaan ekonomi, Indonesia tidak
sepenuhnya menyandarkan perkonomian pada mekanisme pasar. Ketidak-kapitalis-an
dan ketidak-sosialis-an sistem ekonomi Indonesia terlihat pula dalam perilaku,
norma dan etika yang berlangsung atau berlaku di masyarakat. Rasionalitas
masyarakat Indonesia dalam berekonomi adalah terciptanya optimalitas, bukan
maksimalitas.walaupun individualisme orang Indonesia dalam perilaku sehari-hari
tampak nyata, dan diduga akhir-akhir ini semakin tebal, namun rasa
kesetiakawanan dan kebersamaan tak pernah memudar.
KADAR KAPITALISME DAN
SOSIALISME
Untuk melihat sebrapa tebal kadar “isme” ini mewarnai perekonomian, seseorang bisa melihatnya dari 2 pendekatan yaitu pendekatan faktual-struktural (menelaah peranan pemerintah atau negara dalam struktur perekonomian) dan pendekatan sejarah (menelusuri bagaimana perekonomian bangsa diorganisasikan dari waktu ke waktu).
Pengukuran dengan pendekatan faktual-struktural dapat digunakan Kesamaan Agregat Keynesian yang berumuskan Y=C+I+G(X-M). Pengukuran kadar pemerintah dengan pendekatan faktual-struktural dapat juga dilakukan dengan mengamati peranan pemerintah secra sektoral.
Untuk melihat sebrapa tebal kadar “isme” ini mewarnai perekonomian, seseorang bisa melihatnya dari 2 pendekatan yaitu pendekatan faktual-struktural (menelaah peranan pemerintah atau negara dalam struktur perekonomian) dan pendekatan sejarah (menelusuri bagaimana perekonomian bangsa diorganisasikan dari waktu ke waktu).
Pengukuran dengan pendekatan faktual-struktural dapat digunakan Kesamaan Agregat Keynesian yang berumuskan Y=C+I+G(X-M). Pengukuran kadar pemerintah dengan pendekatan faktual-struktural dapat juga dilakukan dengan mengamati peranan pemerintah secra sektoral.
Dengan pendekatan sejarah dapat dipelajari, betapa bangsa
atau masyarakat kita tidak pernah dapat menerima pengelolaan makroekonomi yang
terlalu berat ke kapitalisme ataupin sangat bias ke sosialisme. Perekonomian
baru berjalan mantap (perkembangannya signifikan) setelah semenjak orde baru
perekonomian dikelola secara tarik ulur diantara kapitalisme dan sosialime
Sistem ekonomi campuran dengan persaingan terkendali agaknya
menjadi sistem perekonomian yang tepat untuk mengelola perekonomian Indonesia.
Walaupun demikian, akhir-akhir ini kita dapat menyaksikan dan merasakan betapa
perekonomian Indonesia semakin bersifat liberal dan kapitalistik.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar